Ranu Kumbolo menjadi surga dengan pemandangan fantastis saat travelers mendaki Gunung Semeru. Saking terkenalnya, pendaki yang ingin menaklukan Semeru berancang-ancang untuk mendirikan kemah dan mencicipi panorama danau dengan background pemandangan hijau yang terlihat seperti lukisan sempurna ini. Biar infonya tambah lengkap, kali ini Pegipegi mau mengupas lebih banyak tentang Ranu Kumbolo yang berada di kaki gunung Semeru/Mahameru.
Cara menuju Ranu Kumbolo
Perjalanan menuju Ranu Kumbolo dapat diawali dari Kota Malang ataupun Kota Probolinggo. Dari Terminal Arjosari di Kota Malang, travelers dapat menggunakan jasa angkutan umum menuju Tumpang, dan turun di Pasar Tumpang untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan hardtop, bersamaan dengan pendaki – pendaki lainnya.Dengan hardtop, kamu akan menempuh perjalanan panjang dengan kondisi jalan yang sangat sering tak terduga alias nggak mulus dan kerapkali berhadapan langsung dengan jurang menganga di kiri kanan jalan. Namun, ngerinya perjalanan ini sangat setimpal dengan pemandangan yang akan kamu saksikan. Gunung Bromo yang dengan gagah berdiri akan mengiringimu , kompak dengan semilir angin dingin yang lembut meniup wajahmu di sepanjang perjalanan menuju Ranu Kumbolo
Ada dua jalur utama yang bisa kamu pilih untuk menuju Ranu Kumbolo : dari Probolinggo atau Lumajang hingga tiba di pos Ranu Pani/Ranu Pane di kaki gunung Semeru. Setelah melewati pemeriksaan dan pendaftaran, kamu bisa langsung menyelusuri jalan setapak menanjak menuju ke Ranu Kumbolo sambil berjalan kaki dengan rentang waktu sekitar 5 – 6 jam, meski ada pula yang dapat menempuhnya dalam waktu maksimal 4 jam saja. Biar momennya pas, kamu disarankan memulai perjalanan dari Ranu Pani di pagi hari sehingga bisa lebih santai dan punya waktu mendirikan tenda sambil menunggu momen sunset yang sangat priceless di Ranu Kumbolo.
Jalan setapak yang dikawal pohon pinus, cemara, jurang dan semak belukar akan menemanimu menuju ke Ranu Kumbolo. Kabar gembiranya adalah jalur pendakian sudah cukup jelas dan sebagian telah dilengkapi dengan conblock sehingga makin mempermudah perjalanan. Biarpun kesannya lama, tapi kalian tidak akan bosan memandang indahnya alam sekitar yang ditumbuhi bunga liar dengan warna-warnanya yang cantik. Suara kicauan burung dan hembusan angin yang datang silih berganti pun makin membuat suasana makin menyenangkan
Di sepanjang jalur pendakian menuju Ranu Kumbolo juga telah dibangun shelter atau tempat berteduh di pos pos pendakian, untuk kamu yang lelah dan ingin beristirahat barang sejenak sambil mengunyah snack penambah tenaga. Eits, jangan sampai kamu membuang sampah sampahmu di sini, travelers. Sebaiknya sampah kamu tampung di plastik ataupun tempat sampah sementara yang kamu bawa bersamamu, karena kebersihan di sini adalah tanggung jawab kita bersama.
Ranu Kumbolo, danau magis di kaki Gunung Semeru
Ranu Kumbolo sebenarnya adalah nama danau air tawar yang lokasinya ada di kaki Gunung Semeru dengan luas mencapai 15 hektar. Sebagai tempat transit dari pendaki yang ingin naik dan turun gunung, tidak mengherankan lagi kalau spot ini jadi sangat populer. Bahkan menjadi salah satu tujuan utama selain Puncak Mahameru itu sendiri.Kalau dilihat dari ketinggian, danau ini bentuknya seperti cawan raksasa yang dipenuhi air berwarna kebiruan yang cukup jernih. Indah sekali. Tenda yang berwarna-warni di sekitar danau menjadi pemandangan umum saat musim pendakian. Tidak hanya travelers lokal, banyak juga pendaki mancanegara yang sangat mengagumi Ranu Kumbolo.
Terlebih saat momen sunrise. Matahari secara perlahan muncul dari gundukan bukit hijau dengan warna kuning keemasan. Suasana tenang, udara yang dingin, serta kabut yang masih berserakan di sekitar bukit makin menambah keindahan atmosfer Ranu Kumbolo di pagi hari. Ditambah dengan keakraban dengan sesama pendaki yang menyeruput kopi ataupun cokelat saat pagi, membuat suasana sunrise di Ranu Kumbolo ini terasa…sempurna!
Tidak hanya itu, momen sunset pun banyak diburu para pendaki di Ranu Kumbolo. Ini kalau kamu tiba disana menjelang sore ya, travelers. Bila cuaca sedang berkabut, kalian bisa lihat paduan warna buram kabut yang terpancar dari air danau dengan kilatan cahaya matahari di sore hari. Warna remang-remang yang mulai timbul semakin terlihat mengagumkan. Apalagi ditambah dengan sinar rembulan dan bintang-bintang yang menggantung di langit.
Kalau kamu beruntung, pada bulan Mei – September saat langit super cerah kamu akan bisa menyaksikan galaksi Bimasakti yang membentang indah di langit malam Ranu Kumbolo, seperti yang tertangkap kamera rekan – rekan kita ini.
Larangan keras di Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo yang ada di ketinggian 2.400 meter dpl ini punya debit air yang cukup stabil sehingga bisa dinikmati sepanjang tahun. Sebagai sumber air tawar yang sangat dibutuhkan pendaki, beberapa larangan pun harus dipatuhi travelers, seperti tidak boleh mandi, buang sampah sembarangan, mencuci peralatan makan dengan detergen, berenang, buang air kecil dan buang air besar di danau agar kebersihannya selalu terjaga.Apa konsekuensi kalau kamu melarang aturan keras di Ranu Kumbolo ini? Ada ranger yang siap memberikan kamu ganjaran, ataupun pendaki pendaki yang siap menghukummu. Hukumannyapun bermacam-macam. Contohnya, kamu bisa memilih antara berendam selama 2 jam di air sedingin es di Ranu Kumbolo, atau memunguti sampah – sampah yang bertebaran di sana. Nah, oleh karena itu, sebaiknya kamu tidak melanggar peraturan di sini, travelers. Karena peraturan dibuat untuk kebaikan bersama dan menjaga agar Ranu Kumbolo senantiasa terjaga kebersihannya.
Di area ini juga terdapat juga Prasasti Kumbolo yang konon menjadi peninggalan Kerajaan Kediri serta arca (arcopodo) yang konon menjadi peninggalan masa Kerajaan Majapahit sehingga umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun. Bisa dibayangkan ya kalau dulu orang-orang Majapahit juga suka berkelana hingga ke kawasan danau ini.
Sambil mengisi waktu di Ranu Kumbolo, kalian bisa berburu foto-foto cantik, mencoba Tanjakan Cinta yang ada di dekat danau, atau sekedar memancing. Lumayan ‘kan bisa buat lauk. Oh ya, sebenarnya, Ranu Kumbolo hanyalah tempat pemberhentian yang sering dipakai oleh pendaki. So, kalian hanya tinggal melanjutkan perjalanan menuju Puncak Mahameru atau turun kembali ke desa Ranu Pani.
Tips mendaki Ranu Kumbolo
Sebelum melakukan pendakian ke Ranu Kumbolo, ada baiknya kamu mempersiapkan fisik yang prima terlebih dahulu dengan melakukan olahraga rutin seperti jalan cepat ataupun berlari selama 60 menit setiap hari. Karena pendakian selama 4-6 jam dapat membuat kakimu ‘kaget’ dan ini dapat menyebabkan kram ataupun gangguan otot lainnya. Belum lagi, kamu harus membawa beban perbekalan di punggung, menuntutmu untuk punya kesiapan fisik yang ekstra.Di Ranu Pane, kamu juga akan diminta bukti kesiapan fisik berupa surat keterangan sehat dari dokter, jadi sebaiknya siapkan sebelum mendaki, ya. Nggak lucu, kan kalo kamu udah siap dengan peralatan lengkap dan tiba di Ranu Pane, namun ditolak oleh petugas karena kamu tak memiliki surat keterangan sehat tersebut. Siapkan juga fotokopi KTP atau identitas lain yang berlaku, karena ini akan diminta oleh petugas pendaftaran di Pos Ranu Pane.
Tak perlu membawa pakaian terlalu banyak saat mendaki Ranu Kumbolo, yang terpenting adalah pakaian tersebut dapat melindungimu dari udara dingin, karena suhu di Ranu Kumbolo, terutama saat malam hari dapat mencapai hanya beberapa derajat celcius yang dapat membuatmu beku.
Perbekalan juga tak perlu membawa terlalu banyak, cukup bawa bekal makanan secukupnya, dan snack cokelat ataupun snack berenergi lain dan air putih yang cukup untuk dikonsumsi selama kamu dalam perjalanan mendaki. Membawa daging ataupun ikan yang telah dibumbui juga ide yang bagus, sehingga di Ranu Kumbolo nanti kamu hanya perlu untuk memanggang/membakarnya saja setelah mendirikan tenda. Wah, makan daging/ikan bakar di tengah udara dingin Ranu Kumbolo? Kedengerannya aja udah lezat ya!
Salah satu lagi yang terpenting adalah, siapkan kantong untuk menampung sampah-sampahmu, travelers. Dan jangan lupa untuk dibawa lagi saat kamu turun ke Ranu Pane, karena di sana disediakan tempat pembuangan sampah khusus. Jadilah pendaki yang bertanggung jawab dengan tidak merusak, dan ikut menjaga kebersihan.