Buat sebagian orang Pelabuhan Sunda Kelapa menarik karena di sinilah kamu bisa menikmati suasana pantai lengkap dengan deretan kapal kuno yang masih gagah meski udah dimakan usia. Juga aktivitas khas pelabuhan seperti bongkar muat barang, celotehan para awak kapal atau para pekerja Pelabuhan Sunda Kelapa yang berlalu lalang. Namun tahukah kamu kalo Pelabuhan Sunda Kelapa juga menyimpan cerita sejarah yang patut kita jadikan refleksi diri?
Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa
Konon, Pelabuhan Sunda Kelapa sudah berdiri sejak abad ke-5 di masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara. Saat itu pelabuhan yang di era modern ini menjadi bagian dari Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara masih bernama Kalapa, travelers. Trus waktu Kerajaan Tarumanegara runtuh akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi milik kerajaan penerusnya, yaitu Kerajaan Sunda.Di abad ke-12 Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi pelabuhan yang cukup sibuk dan telah didatangi para pedagang dari India, Tiongkok, Jepang dan Timur Tengah. Lada, kopi, sutra, anggur dan kuda adalah komoditas yang ramai diperdagangkan di pelabuhan ini. Di masa pendudukan Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi bahan perebutan antara Portugis, Belanda dan orang-orang Demak-Cirebon.
Pasukan gabungan antara Kerajaan Demak-Cirebon bermaksud mengusir Portugis yang datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa atas undangan Raja Sunda. Pada tanggal 22 Juni 1527 pasukan Demak-Cirebon yang dipimpin Fatahillah berhasil mengusir Portugis. Kemenangan itu ditandai dengan mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, sebuah istilah dalam bahasa Sanskerta yang berarti ‘ kemenangan yang berhasil didapatkan melalui usaha atau perbuatan’.
Tapi sayang Fatahillah tidak berhasil mempertahankan Pelabuhan Sunda Kelapa dari serbuan VOC. Pada 30 Mei 1819 Jayakarta berhasil direbut dan dihancurkan oleh Jan Pieter Zoen Coen, yang kemudian membangun kota baru di atasnya bernama Batavia. Belanda menguasai Batavia dan Pelabuhan Sunda Kelapa selama 300 tahun sampai terjadinya Proklamasi Kemerdekaan di tahun 1945.
Pelabuhan Sunda Kelapa, situs bersejarah yang eksotis
Di era kemerdekaan Pelabuhan Sunda Kelapa memang tak lagi berfungsi sebagai pelabuhan besar seperti Tanjung Priok akibat terjadinya pendangkalan di perairan sekitar pelabuhan. Namun Pelabuhan Sunda Kelapa tetap nggak ternilai harganya sebagai saksi sejarah yang wajib dilestarikan. Di tahun 1970 Pelabuhan Sunda Kelapa secara resmi menjadi obyek wisata sejarah dan bahari di bawah pengelolaan Pemerintah Kota Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa juga masih menjadi tempat berlabuh bagi pelayaran antar pulau.Kegiatan paling oke di Pelabuhan Sunda Kelapa adalah berjalan kaki mengelilingi wilayah sekitar pelabuhan yang disesaki bangunan-bangunan kuno dari masa pendudukan VOC. Bangunan-bangunan ini kondisinya cukup baik karena direnovasi secara berkala. Di Pelabuhan Sunda Kelapa juga berdiri Museum Bahari yang wajib kamu kunjungi kalo pengen tahu lebih banyak tentang sejarah maritim Indonesia.
Kalo lapar kamu bisa mampir ke beberapa resto fastfood atau restoran seafood yang bisa kamu temui dengan mudah di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa. Nggak usah buru-buru pulang karena keindahan Pelabuhan Sunda Kelapa baru akan kelihatan di sore hari, travelers.
Mendekatlah ke dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa buat mengamati kapal-kapal kuno dan air laut yang tenang di kejauhan. Tunggu sampe matahari bergerak turun dan di sini kamu bisa melihat kecantikan langit senja Pelabuhan Sunda Kelapa yang berwarna-warni dengan burung camar yang iseng terbang sesekali. Pas banget buat berselfie!
Cara mendatangi Pelabuhan Sunda Kelapa gampang banget buat kamu yang tinggal di Jakarta soalnya kamu tinggal naik bus TransJakarta koridor I Blok M-Kota, trus turunnya di Kota, travelers. Perjalanan bisa kamu teruskan dengan naik taksi atau ojek ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Makanya jalan-jalan dong ke Jakarta buat nikmatin keindahan Kota Tua dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Kalo bingung mau naik apa ke Jakarta, kamu hubungi Pegipegi sekarang yuk. Nanti kami akan bantu kamu memesan tiket pesawat sekaligus booking hotel nyaman terjangkau di sekitar Jakarta.