Keindahan panorama pantainya dan keunikan budayanya, membuat Bali menjadi tujuan favorit wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara. Bali dijuluki Pulau Seribu Pura yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu. Tidak sedikit pura di Bali dijadikan tujuan favorit wisatawan. Salah satunya pura paling besar di Bali yaitu Pura Besakih.
Pura Besakih terletak di lereng Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Pulau Bali. Di antara semua pura dalam Pura Besakih, terdapat pusat semua pura yang ada di komplek Pura Besakih yaitu Pura Penataran Agung. Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar di Komplek Besakih dan terdapat 3 arca simbol stana dari Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur.
Berdasarkan catatan yang terdapat dalam lontar, bahwa Pura Besakih sudah ada sejak masa pemerintahan Airlangga di Jawa Timur. Konon menurut cerita, Hyang Resi Markandya yang merupakan seorang pendeta adalah yang pertama kali mendirikan Pura Besakih untuk tempat memohon keselamatan dan kesejahteraan warga setempat dan pengikutnya kepada sang Tuhan.
Nama Besakih sendiri berasal dari kata “Basuki”, diambil dari kata “Wasuki” yang berarti Keselamatan dalam bahasa Sansekerta. Pura Besakih merupakan kompleks tempat ibadah umat Hindu. Di sinilah seluruh kegiatan upacara agama Hindu dipusatkan. Pura ini dibangun berdasarkan konsep Tri Hita Karana, yaitu konsep keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Di tempat ini kita juga bisa menyaksikan peninggalan zaman dulu yang berusia ratusan tahun, yang berasal dari zaman megalitik, seperti menhir, tahta batu, struktur teras piramid. Pura Besakih berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali.
Untuk menuju Pura Besakih, wisatawan dapat memulai perjalanan dari Kota Denpasar dengan jarak sekitar 25 km. Bila ingin berkunjung ke Pura Besakih, jangan lupa membawa kamera. Untuk mengabadikan foto-foto bahwa pernah datang ke tempat peninggalan bersejarah yang tidak ternilai harganya. Semoga liburan wisata ini tidak hanya untuk menyegarkan suasana tetapi juga untuk menambah wawasan budaya.
Selain itu, untuk wanita yang sedang datang bulan diharapkan tidak memasuki area pura. Wisatawan yang ingin memasuki kawasan Pura Besakih diwajibkan menggunakan sarung khas Bali sebagai persyaratan untuk memasuki lokasi pura. Sarung dapat disewa di tempat-tmpat penyewaan yang ada di sekitar Pura Besakih.
Sumber : kompas.com