Candi Prambanan, prasasti kejayaan Mataram Kuno

Bulan Maret lalu sebuah televisi swasta menggelar acara ulang tahunnya di Candi Prambanan, Yogyakarta secara besar-besaran. Acara yang dimeriahkan para seleb asal Indonesia dan India itu sebenarnya sih biasa-biasa aja, tapi berhasil membuat Pegipegi jadi ingin tahu lebih banyak lagi tentang Candi Prambanan.
Candi Prambanan
foto: wikipedia

Sejarah Candi Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia

Kisah pembangunan Candi Prambanan pertama kali ditemukan dalam Prasasti Siwagrha yang berangka tahun 778 Saka atau 856 Masehi. Dalam prasasti itu diceritakan bahwa Candi Prambanan dibuat sebagai manifestasi tiga dewa utama dalam agama Hindu, yaitu dewa Brahma, Wisnu dan Siwa.
Rakai Pikatan, salah satu raja Mataram Hindu yang diperkirakan memerintah tahun 807 hinga 856 Masehi, merupakan inisiator pembangunan Candi Prambanan. Sang Raja yang bernama asli Mpu Manuku, naik takhta setelah menikah dengan Pramodhawardani, putri dari Raja Samaratungga yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno di era sebelumnya.
Candi Prambanan ibarat sebuah mega proyek di masa Kerajaan Mataram Kuno dan pembangunannya dilakukan secara berkelanjutan oleh raja-raja Mataram Kuno selanjutnya. Candi Hindu termegah di dunia ini pada awalnya hanya terdiri dari tiga bangunan utama, travelers, yaitu Candi Brahma, Candi Wisnu dan Candi Siwa.
Kemudian beberapa raja Mataram Kuno lainnya seperti Raja Daksa dan Dyah Tulodong, membangun sejumlah candi perwara (candi kecil) di sekitar bangunan utama Candi Prambanan. Ada juga Raja Balitung Maha Sambu yang turut menyempurnakan Candi Prambanan dengan menambahkan patung Dewa Siwa di ruang utama Candi Siwa.
Meskipun pembangunan Candi Prambanan ditujukan sebagai bentuk pemujaan terhadap Brahma, Wisnu dan Siwa, Siwa dianggap berada di posisi lebih tinggi daripada kedua dewa lainnya. Ini jelas terlihat dengan dibangunnya Candi Siwa yang secara fisik lebih besar, dihiasi relief yang indah dan kaya dengan ajaran tentang kehidupan, yaitu Ramayana.
Di Candi Siwa inilah kamu bisa melihat arca Durga Mahisasuramardini, alias Durga pembasmi kejahatan, sekaligus istri dari Dewa Siwa penguasa swargaloka. Oleh masayarakat setempat, arca Durga ini diyakini adalah perwujudan dari Putri Rara Jonggrang, seorang putri cantik dari Kerajaan Baka yang dikutuk menjadi batu karena menolak cinta Bandung Bondowoso, pemuda sakti yang telah membunuh ayah Rara Jonggrang.
Kisah ini diwariskan secara turun temurun oleh penduduk yang tinggal di sekitar Candi Prambanan dan diperkirakan berkembang sejak tahun 1700-an. Pada saat itu, kejayaan Kerajaan Mataram Kuno telah berakhir bersama meletusnya Gunung Merapi sekitar tahun 930 Masehi. Raja Mataram Kuno saat itu, Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur dan mendirikan sebuah dinasti baru. Sehingga wajar jika Candi Prambanan menjadi terlantar, terlupakan dan tak ada lagi penduduk yang bisa mengingat siapa dan untuk tujuan apa candi agung ini didirikan.
Namun, meletusnya Gunung Merapi bukanlah satu-satunya bencana yang pernah mengguncang Candi Prambanan, travelers. Gempa bumi tektonik yang menimpa Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006 mengakibatkan Candi Prambanan mengalami kerusakan cukup parah, terutama Candi Brahma. Suatu proyek pemugaran berskala besar diadakan di tahun yang sama, sebagai upaya mengembalikan bentuk Candi Prambanan seperti saat sebelum terjadinya gempa Yogyakarta.
Para arkeolog mengatakan, dulu kompleks Candi Prambanan jauh lebih luas dan megah dibandingkan saat ini. Mereka yakin Candi Prambanan di jaman Kerajaan Mataram Kuno memiliki 240 candi besar dan kecil yang tertata rapi di empat zona. Saat ini, Candi Prambanan memang hanya menyisakan 18 candi. Namun hal itu tak menghalangi UNESCO untuk memberikan status Situs Warisan Dunia, yang hingga saat ini masih disandang dengan gagah oleh Candi Prambanan.

Daya tarik wisata lain di Candi Prambanan dan sekitarnya

Pada perkembangannya, terungkaplah bahwa Candi Prambanan bukan satu-satunya candi yang berdiri di wilayah yang dulu disebut sebagai Dataran Kewu, travelers. Kalo kamu datang ke kompleks Candi Prambanan, pergilah ke arah utara dan kamu akan menemukan sisa-sisa Candi Lumbung dan Candi Bubrah, juga Candi Sewu yang berada dalam kondisi cukup baik.
Di bagian barat Candi Prambanan berdirilah Candi Sari dan Candi Kalasan. Trus ada juga Candi Plaosan dan ketiganya sama-sama terawat. Yang paling eksotis adalah Situs Ratu Boko, yang diyakini adalah peninggalan dari Balaputradewa, paman Pramodhawardani.
Balaputradewa, katanya nih, pernah berusaha memberontak terhadap pemerintahan kemenakannya, Rakai Pikatan, namun gagal. Lalu ia melarikan diri ke Sumatra dan menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya. Kisah Balaputradewa inilah yang diyakini menjadi sumber inspirasi legenda Roro Jonggrang, yang dikisahkan adalah putri seorang raja dari Kerajaan Boko.
Datanglah ke Situs Ratu Boko di sore hari, dan kamu bisa menyaksikan indahnya langit di saat matahari terbenam berpadu dengan pemandangan Candi Prambanan yang berdiri anggun di kejauhan, beserta candi-candi lain di sekelilingnya.
Tunggu sampai agak malam dan datanglah kembali ke kompleks Candi Prambanan buat menyaksikan pentas Sendratari Ramayana di panggung terbuka Trimurti, travelers. Di sini kamu bisa menikmati sekaligus mencermati kisah cinta Rama dan Sinta dengan gerak dan lagu khas Jawa, di panggung terbuka berlatar belakang Candi Prambanan di kegelapan malam. Wow .. pasti keren banget!
Lokasi dan cara menuju ke Candi Prambanan
Candi Prambanan cukup mudah didatangi karena terletak di sisi jalan raya Yogyakarta-Solo, travelers. Bagi warga Yogyakarta, memandangi Candi Prambanan dari jendela bus adalah suatu ritual yang nggak boleh dilewatkan ketika meninggalkan atau pulang ke Yogyakarta. Sedangkan bagi mereka yang pernah tinggal lama di Yogyakarta seperti Pegipegi, memandangi foto Candi Prambanan saja sudah cukup buat mengobati rasa rindu pada Kota Gudeg itu.
Candi Prambanan lebih mudah diakses kalo kamu naik bus kota, travelers. Dari Terminal Giwangan kamu cari aja bus jurusan Yogya-Solo, dan ini gampang banget ditemukan karena jumlah armadanya bejibun.
Kalo kamu juga penasaran pingin melihat-lihat candi-candi lain di sekitar kompleks Candi Prambanan dan melihat sunset di Situs Ratu Boko, menyewa sepeda motor atau mobil dari Kota Yogyakarta adalah pilihan terbaik. Ini karena Situs Ratu Boko letaknya agak jauh dari Candi Prambanan, mendaki pula jalannya. Ya enggak apa-apa sih kalo kamu mau jalan kaki kayak para turis bule dari Candi Prambanan langsung ke Situs Ratu Boko, travelers.
Sejak beberapa tahun lalu, pengelola menerapkan peraturan mengenakan kain batik dan selendang bagi wisatawan Candi Prambanan. Miriplah dengan peraturan yang musti kamu patuhi kalo sedang berkunjung ke Pura Besakih atau Pura Uluwatu di Bali.
Sebagai travelers yang baik, kita musti memahami kalo Candi Prambanan juga digunakan sebagai tempat beribadah umat Hindu sampai sekarang. Jadi penting buatmu untuk menghormati fungsi spiritual ini dengan mengenakan busana yang sesuai. Ibaratnya kamu nggak mungkin kan akan memakai t-shirt dan celana pendek aja waktu mau ke masjid?
Kain batik dan selendangnya akan dipinjamkan secara cuma-cuma oleh para mas-mas dan mbak-mbak yang akan menyambutmu ramah di pintu gerbang Candi Prambanan. Tapi kalo udah selesai jalan-jalan di Candi Prambanan, kain batik dan selendangnya dikembalikan, travelers. Jangan dibawa pulang ya.
Travelers, kamu makin penasaran nggak buat jalan ke Candi Prambanan long weekend mendatang? Kalo ya, ayo hubungi Pegipegi.com sekarang dan kami akan membantu kamu memesan tiket pesawat sekaligus booking hotel nyaman dan terjangkau di Yogyakarta.