Memandangi keindahan alam dari sebuah ketinggian memberikan sensasi berbeda dan pengalaman ini bisa kamu dapatkan dengan plesir ke Pulau Lengkuas di Belitung. Adalah sebuah mercusuar tua yang merupakan peninggalan zaman Belanda menjadi magnet bagi para wisatawan untuk mampir ke pulau kecil ini saat mereka menginjakkan kaki ke Pulau Belitung.
Menyebut Pulau Belitung memang tak bisa dipisahkan dari Pulau Lengkuas yang lokasinya terletak di Kecamatan SIjuk. Seiring meledaknya film Laskar Pelangi pada 2008 yang diadaptasi dari judul novel yang sama, nama Pulau Lengkuas sebagai salah satu bagian dari pulau mungil di Belitung pun ikut meroket.
Birunya air laut membuat Pulau Lengkuas tampak begitu eksotis, apalagi dengan rangkaian batu granit menjadi hiasannya. Maka wajar, pulau ini menjadi primadona di kalangan wisatawan yang melancong di Pulau Belitung meski luasnya tak sampai satu hektar.
Hal gak yang boleh kamu lewatkan saat plesiran ker Pulau Lengkuas adalah menyisir pinggiran pantainya. Berfoto di Pulau Lengkuas dengan batu granit sebagai latar belakangnya menjadi favorit para pelancong di sini. Ditambah keindahan bawah lautnya yang jadi incaran para wisatwan, khususnya pecinta snorkeling. Terumbu karang serta warna-warni biota laut lainnya terlalu cantik untuk kamu lewatkan.
Atau kalau bosan dengan aktivitas biasa, kamu bisa loh menjelajah sejumlah pulau kecil yang letaknya gak jauh dari Pulau Lengkuas ini. Pulau-pulai ini terbentuk dari batuan granit raksasa yang bisa kamu capai dengan berjalan atau berenang, tentunya jika air laut sedang surut. Traveler akan menemukan sebuah batu granit raksasa seperti kepala burung diantara pulau-pulau tersebut, yang kemudian oleh warga setempat dinamakan Pulau Burung.
Satu lagi keunikan Pulau Lengkuas yang tak dipunya pulau lain adalah keberadaan mercusuar yang menjulang tinggi. Bangunan setinggi 70 meter ini merupakan produk Chance Brothers & Co asal Birmingham, Inggris. Meski usianya sudah ratusan tahun – dibangun pada 1882 – mercusuar ini masih kokoh dan menjadi ikon Pulau Lengkuas sampai sekarang.
Mercusuar inilah yang menjadi daya pikat para traveler yang ingin menyaksikan megahnya Pulau Lengkuas dari ketinggian tanpa penghalang apa pun. Memang, kamu harus lebih dulu menaiki ratusan anak tangga yang terbagi menjadi beberapa bagian sebelum sampai ke puncak mercusuar untuk mendapat posisi terbaik.
Tapi tenang, kamu gak akan merasa perjuangan ini tak berguna karena sesampainya di puncak mercusuar sebuah pemandangan menakjubkan membayar semuanya. Hamparan Pulau Lengkuas terlihat sangat jelas dari atas mercusuar. Kombinasi birunya air laut, diperindah dengan batu granit serta kapal yang bersandar di pinggir pulau memberikan pemandangan menyejukkan.
Dari ketinggian inilah, kesempatan terbaik kamu mengabadikan eksotisme Pulau Lengkuas melalui sebuah foto. Dengan sudut 360 derajat, yang artinya kamu bisa memandangi pulau dari berbagai sisi, foto Pulau Lengkuas akan tampak menakjubkan.
Oya sebelum menaiki mercusuar, ada sejumlah peraturan yang gak boleh kamu langgar, salah satunya adalah mencuci kaki dengan air tawar. Hal ini harus dilakukan supaya kaki kamu terbebas dari air laut yang bisa membuat anak tangga cepat rapuh lantaran korosi.
Sejarah mercusuar Pulau Lengkuas
Buat traveler yang penasaran dengan keberadaan mercusuar yang jadi ikon Pulau Lengkuas, bangunan ini dibangun pemerintah kolonial Belanda pada 1882 saat menduduki Pulau Belitung. Bukan tanpa alasan, mercusuar ini fungsinya untuk memandu kapal yang melintasi perairan Belitung.
Konon, terdapat sebuah ruangan berjeruji besi yang kabarnya dijadikan ruang tahanan bagi para perompak yang tertangkap di sekitar perairan Pulau Belitung.
Satu hal yang disayangkan dari mercusuar ini adalah kurangnya perawatan sehingga membuat bangunan yang jadi kebanggaan Pulau Lengkuas tampak kusam. Banyak bagian yang sudah berkarat, maklum konon kali terakhir mengalami renovasi pada 1996 silam. Jika dibiarkan, bukan tak mungkin mercusuar ini benar-benar tinggal sejarah dan para pelancong tak bisa lagi menyaksikan keindahan Pulau Lengkuas dari ketinggian 70 meter.
Monday, 27 April 2015