Sejarah Tanah Lot Bali, pura suci di tepi pantai
Alkisah pada jaman dahulu, ada seorang brahmana dari Tanah Jawa yang mengembara ke Pulau Bali. Danghyang Nirartha namanya. Danghyang Nirartha yang punya nama lain Danghyang Dwijendra diceritakan meninggalkan Blambangan, kerajaan asalnya, setelah seorang istri majikannya diam-diam naksir kepadanya.Danghyang Nirartha kemudian mengabdikan diri pada Dalem (Raja) Baturenggong yang saat itu lagi bersusah hati karena kerajaannya sedang diserang wabah penyakit misterius. Danghyang Nirartha kemudian mengambil rambutnya dan diberikannya rambut itu pada Sang Raja. Ia berkata, “Ambilah rambutku ini, Paduka, agar seluruh masalah yang membuatmu menderita terselesaikan.”
Oleh Sang Raja rambut Danghyang Nirartha ditempatkan dalam sebuah kuil/pura. Ajaib, wabah penyakit yang menyerang rakyat Sang Raja langsung sirna tak berapa lama kemudian. Sedangkan kuil tempat di mana rambut Danghyang Nirartha disimpan menjadi tempat beribadah bagi umat Hindu aliran Shivaisme/ Siwaisme, aliran baru dalam agama Hindu yang diajarkan oleh Danghyang Nirartha.
Suatu hari, Danghyang Nirartha memutuskan pergi berkelana ke sebuah desa di tepi laut, yaitu Desa Beraben, untuk keperluan ibadah. Waktu ia sedang mengheningkan cipta di pantai, seorang warga desa heran melihat ritual yang dilakukannya.
Warga desa itu menunggu Danghyang Nirartha selesai beribadah, lalu bertanya, untuk siapa ia melakukan ibadah itu. Danghyang Nirartha menjawab, pada Dewa Agung Acintya, atau Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Suci. Sejak itu si warga desa menjadi pengikut Danghyang Nirartha bersama beberapa warga lainnya.
Akan tetapi, penguasa Desa Beraben yang bernama Bendesa Beraben merasa iri dengan Danghyang Nirartha, karena pengikutnya semakin bertambah setiap hari. Bendesa Beraben lalu menyuruh Danghyang Nirartha untuk segera angkat kaki dari desa, karena ajaran yang dibawanya dianggap meresahkan masyarakat.
Lantaran nggak ingin mencari keributan, Danghyang Nirartha pun menuruti perintah Bendesa Beraben. Danghyang Nirartha menyingkir ke tepi pantai dan bermeditasi di atas sebuah pulau karang.
Bendesa Beraben kemudian menyadari kekeliruannya mengusir Danghyang Nirartha yang ternyata bermaksud baik dan tidak suka kekerasan. Ia pun berbalik arah menjadi pengikut setia Danghyang Nirartha, setelah mata hatinya terbuka oleh sikap tenang dan cinta damai yang ditunjukkan Danghyang Nirartha.
Wisata Tanah Lot, perpaduan keindahan alam dan peninggalan bersejarah
Tanah Lot Bali cukup mudah dijangkau karena hanya berjarak 25 km, atau sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Denpasar. Kalo kamu menginap di Kuta atau Denpasar, kamu bisa menyewa sepeda motor atau mobil dengan bantuan pengelola hotel, travelers. Harga sewanya juga sangat terjangkau, yaitu Rp 300 ribu sampai Rp 450 ribu per 10 jam untuk rental mobil.Ngopi sore-sore sambil menikmati panorama sunset di kafe dekat pantai Tanah Lot Bali adalah aktivitas yang paling dinanti para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Bayangkan aja kamu sedang duduk di meja yang menghadap ke Pura Tanah Lot dengan langit berwarna jingga kemerahan dan debur ombak di kejauhan. Ahayy … jadi malas pulang rasanya!
Kalo hari masih siang, kamu bisa jalan-jalan dulu di pantai yang menjorok ke arah pulau karang Tanah Lot Bali, lalu cobalah naik ke atasnya. Di bagian dalam Pura Tanah Lot ada sebuah gua yang memancarkan sumber air, jadi nggak heran kalo gua ini diberi nama Gua Air Suci. Air dalam gua ini biasa digunakan untuk keperluan ibadah umat Hindu. Sekaligus fenomena alam misterius, karena bagaimana mungkin sebuah pulau karang di dekat laut bisa mengeluarkan sumber air tawar?
Fenomena alam misterius lainnya adalah adanya sekelompok ular yang tinggal di sebuah gua lainnya persis di depan Gua Air Suci. Ular-ular yang panjangnya mencapai satu meter itu bertubuh pipih dengan warna kuning dan hitam. Penduduk setempat yakin bahwa ular yang nampak jinak ini sebenarnya berbisa dan tiga kali lebih mematikan daripada ular kobra. Hii .. serem!
Manajer Operasional PuraTanah Lot Bali, I Ketut Toya Adnyana mengatakan, para pengunjung alias wisatawan nggak diperkenankan masuk ke dalam areal pura, kecuali untuk keperluan ibadah. Tapi kamu nggak usah kecewa karena kamu masih bisa melihat ular belang kuning hitam di gua kecil di bagian bawah pura.
Tempat wisata lain di sekitar Tanah Lot Bali
Mumpung lagi jalan-jalan di Tanah Lot, sempatkan dirimu untuk mengunjungi tempat-tempat eksotis lainnya di sekitar, misalnya Pura Batu Bolong, yang terletak di sekitar 100 meter sebelah utara Tanah Lot Bali.Pura ini nggak kalah unik karena didirikan di sebuah batu karang yang menjorok ke tengah laut, dengan bagian bawah yang berlubang mirip terowongan. Di sinilah Upacara Melasti, upacara penyucian diri yang diadakan sehari sebelum Nyepi, biasa diadakan sehingga pura ini juga tidak terbuka untuk umum.
Sebenarnya, areal Tanah Lot Bali adalah kawasan suci bagi umat Hindu di Bali, dengan adanya enam pura sekaligus dalam radius 36 ribu meter persegi, travelers. Selain Pura Tanah Lot ada Pura Enjung Galuh, Pura Jro Kandang, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan dan Pura Pekedungan yang letaknya berdekatan dari arah tenggara hingga barat.
Meski semua pura menjanjikan panorama yang menghanyutkan jiwa, ingatlah untuk tetap menjaga sopan santun dan taatilah semua peraturan yang udah ditetapkan oleh pihak pengelola. Buat kalian para travelers perempuan sebaiknya menunda kunjungan ke pura jika sedang datang bulan, karena hal itu dikhawatirkan akan menodai kesucian pura yang didatangi meski kalian hanya boleh berkunjung sampai halaman depannya saja, travelers.
Atraksi menarik lain yang bisa kamu nikmati di sekitar Tanah Lot Bali adalah pertunjukan Tari Kecak yang sangat melegenda. Datanglah ke Surya Mandala Cultural Park yang dekat banget sama Tanah Lot Bali, cuma lima menit jalan kaki, travelers.
Di sini pertunjukan Tari Kecak diadakan hampir setiap hari dan kamu bisa menyaksikannya secara langsung setelah membayar tiket masuk seharga Rp 50 ribu per orang. Saran Kita sih kamu pastikan dulu jam berapa aja Tari Kecak digelar biar nggak kecewa karena ketinggalan pertunjukan.
Liat sunset udah, nonton Tari Kecak juga udah. Nggak terasa udah waktunya pulang buat makan malam dan beristirahat. Tapi masak sih kamu mau pulang dengan tangan hampa tanpa membawa sesuatu yang akan mengingatkanmu selamanya pada keindahan Tanah Lot Bali?
Kalo uang sakumu masih ada, kenapa nggak mampir ke Pasar Seni Tanah Lot dan membeli cinderamata, travelers? Ada perhiasan, kain Bali, udeng, patung dan aneka pernak-pernik yang harganya terjangkau, bisa ditawar pula.
Nah, buat yang sempat ragu-ragu mau ke Tanah Lot, nggak ragu lagi kan? Ada banyak sekali yang bisa kamu kunjungi di sana. Hubungi Pegipegi.com untuk pembelian tiket pesawat yang murah meriah, dan ribuan hotel termurah di Bali